:::: MENU ::::

Blog tentang materi IT atau ilmu teknologi.

  • Suitable for all screen sizes

  • Easy to Customize

  • Customizable fonts.

" Berbagilah Walau Setetes "

Monday 19 August 2019

WDS atau Wireless Distribution System. Dengan WDS kita dapat memperluas jaringan dari access point tanpa menggunakan kabel seperti yang biasa dilakukan jaringan dengan kabel. Kita perlu memahami WDS untuk melakukan disain atas jaringan yang akan kita buat. Dengan memahami WDS diharapkan dapat merancang jaringan wirelles yang optimal.

Suatu Access Point dapat berfungsi sebagai:

  1. Main Base Station,  Access Point yang berfungsi sebagai main base station mempunyai koneksi langsung dengan backbone menggunakan kabel
  2. Relay Base Station,  Access Point yang berfungsi dari relay base station akan melakukan pancar ulang atau relay dari access point satu ke access point yang lain.
  3. Remote Base Station, Access Point yang berfungsi sebagai remote base station akan berfungsi melayani koneksi wirelles dari client.

Di Mikrotik juga mensupport WDS. Jadi untuk tutorial kali ini akan membahas konfigurasi WDS dimikrotik. Dalam Implementasinya WDS mikrotik terdiri dari beberapa mode.

Penjelasan Mode WDS Mikrotik :

  1. WDS Dynamic adalah Interface WDS secara otomatis akan terbuat ketika sudah menentukan perangkat AP lain yang kompetibel
  2. WDS Static adalah mode WDS yang Interface WDS nya dibuat secara manual
  3. WDS Dynamic-Mesh adalah mode WDS yang sama seperti WDS Dynamic, namun hanya menggunakan protocol HWMP+ (Pengembangan dari WDS standar)
  4. WDS Static-Mesh adalah mode WDS yang sama dengan mode Static, hanya menggunakan protocol HWMP+.





Jadi dengan adanya WDS, saat kita tidak  terjangkau dengan Access Point Utama, maka secara otomatis akan terkoneksi ke Access point kedua, dengan SSID yang sama. Mungkin system kerja WDS hampir sama dengan repeater hanya saja. Jika menggunakan Repeater proses berpindah ke Access Point yang lain saat sedang tidak terjangkau dengan AP utama akan membutuhkan waktu yang lama, bahkan tidak akan berpindah otomatis, jadi harus pindah wifi secara manual.


Konfigurasi kali ini kita menggunakan 2 Mikrotik kita set WDS statis . Satu bertindak sebagai Main satunya Slave.


Pertama set bridge pada Router yang bertindak sebagai AP Main.



Dan masukkan port wlan kedalam interface bridge.



Kemudian set interface wlan dengan mode AP





Pada mode WDS di Wlan pilih mode static dan pada menu WDS default bridge pilih nama bridge yang telah dibuat sebelumnya.


Kemudian klik add dan buat interface WDS.



Pada  menu WDS address, masukkan mac dari mikrotik satunya.


Kemudian set IP pada interface bridge.








Kemudian kita buat DHCP, agar client dapat IP secara dinamis.





 Oke ,selanjutnya beralih ke Mikrotik yang kedua. untuk langkah hampir sama kita buat bridge dulu,kemudian masukan interface wlan ke dalam bridge.





Kemudain set Wlan dengan mode WDS-Slave.

 Kemudain pada menu WDS pilih static.



 Selanjutnya buat interface wds dan  masukkan mac-address dari AP Main.


Jika pada menu Wireless , tabel sudah kurang lebih seperti ini maka konfigurasi berhasil.


Untuk pengecekan kita bisa atur jarak kedua router dan kita coba akses dari AP Main ke AP Slave atau AP yang kedua.


Sekian dari saya, semoga bermanfaat.

0 komentar:

Fail Over dengan Recursive Gateway di MikroTIK

Mikrotik Mensupport adanya 2 link atau lebih, kita bisa mengaturnya  untuk menggunakan kedua-dua nya atau mengunakan salah satu nya, dengan...

Advertisement

" Jasa REMOTE JARINGAN berbasis LAN ( Mikrotik, Tenda, Totolink, TP-LINK, Ubiquiti, Linksys )
A call-to-action text Contact us